"Tujuh belas agustus tahun 45
itulah hari kemerdekaan kita
hari merdeka....
nusa dan bangsa
hari lahirnya bangsa Indonesia
meer-dee-kaa"
Lagu 17 Agustus 1945 ciptaan H. Mutahar ini terdengar gagah dan megah diputar diberbagai televisi swasta nasional pada hari ini tanggal 17 Agustus 2013 dalam rangka memperingati kemerdekaan Indonesia yang ke-68. Lahirnya kemerdekaan dan bangsa ini tak lepas dari jasa para pahlawan, termasuk Bapak Proklamator RI sekaligus Wakil Presiden RI yang pertama yakni Bapak Mohammad Hatta.
Dr. Drs. H. Mohammad Hatta (lahir dengan nama Muhammad Athar, populer sebagai Bung Hatta; lahir di Fort de Kock (sekarang Bukittinggi, Sumatera Barat), Hindia Belanda, 12 Agustus 1902 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, ekonom, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama (Sumber: Wikipedia).
Baiklah.....
Saat libur lebaran kemarin, aku bersama keluarga jalan-jalan ke Sumatra Barat. Hari terakhir sebelum besoknya kembali ke Pekanbaru, kami berbelanja ke Pasar. Mama dan 2 orang kerabat masuk kepasar, sedangkan menurut rencana, aku, Papa, dan kakak akan menunggu dimobil. Ketika mencari tempat parkir, kami tak sengaja melihat RUMAH KELAHIRAN BUNG HATTA, tentu kami memakirkan mobil didepannya dan kemuadian masuk kedalam rumah tersebut.
Rumah kelahiran Bung Hatta terletak di Jalan Sukarno Hatta No. 37 Kota Bukit Tinggi Provinsi Sumatra Barat. Tempat ini mungkin tidak berhubungan langsung dengan kemerdekaan, tetapi ini bagian dari sejarah kehidupan Bung Hatta.
Lantai Pertama
Dibagian beranda depan sebelah kanan terdapat 'Kamar Bujang'
Masuk kedalam, kita akan disambut 'Ruang Tamu'
Disebelah kanan ruang tamu, terdapat 'Kamar Paman (Kamar Mamak Saleh)'
Lalu kita bisa kebagian halaman belakang, dengan menggunakan Sendal Bakiak, dan suara yang dihasilkan sendal berbahan dasar kayu ini sangat menarik.... sounds like "plak plok plak plok" :p
Dihalaman belakang bagian kanan terdapat dua lumbung padi
Dihalaman belakang bagian tengah kiri terdapat beberapa ruangan yang saling bersebelahan, antara lain berturut-turut 'Kamar Bujang', 'Dapur', 'Kamar Mandi', 'Ruang Perlengkapan Bendi', 'Ruang Bendi'.
'Kamar Bujang'
(Dialamnya terdapat sepeda ontel dan ada perabot lainnya kalau tidak salah, tapi lupa aku foto)
'Dapur'
'Kamar Mandi'
(Ini lupa fotonya -.-)
'Ruang Perlengkapan Bendi'
(Waktu itu ruangannya terkunci, trus lupa juga foto dari luarnya)
'Ruang Bendi'
Terpisah dari ruang 'Kamar Bujang', 'Dapur', 'Kamar Mandi', 'Ruang Perlengkapan Bendi', 'Ruang Bendi', terus kebagian kanan dan terpisah dari ruangan-ruangan tersebut, terdapat toilet (ini mungkin sengaja dibuat atau bagaimana, aku juga kurang paham dan gak tanya sama pengelolanya. Toilet dapat digunakan pengunjung, aku salah satu yang menggunakannya).
Terus kekanan dari toilet, dibagian samping kanan halaman rumah, terdapat 'Kandang Kuda'
Dihadapan 'Dapur' dan 'Kamar Mandi', terdapat 'Ruang Makan'. Didalamnya terdapat tangga sebagai akses menuju lantai 2.
Diujung tangga bagian bawah, terdapat denah rumah seperti foto yang dimuat sebelumnya.
Lantai Dua
Dilantai dua terdapat 'Ruang Tamu'
Disebelah kanan dari arah tangga terdapat 'Kamar Lahir BUNG HATTA'
Sedangkan disebelah kanan dari arah tangga terdapat 'Kamar Pak Gaek'
Beranda belakang lantai 2
Beranda depan lantai 2 ada, tapi waktu itu pintu arah keluar ditutup juga, jadi gak ada fotonya.
Sekian foto-foto ketika aku berkunjung kesana pada 11 Agustus 2013. Maaf fotonya kurang mumpuni dan lengkap, termasuk info-info yang masih kurang, karena pada awalnya memang gak niat nulis tentang ini d blog. Bila dilihat dari denah memang ada sedikit perbedaan dengan yang aku lihat kemaren dan aku juga kurang paham tentang seberapa banyak perubahan disana (karena gak kepikiran tanya-tanya sama pengelolanya waktu itu).
Aku baru pertama kali datang ketempat seperti ini, ya seperti tempat sejarah atau museum. Ternyata berkunjung ketempat ini SERUUUU banget, selain ngerasain rumah-rumah lama penduduk minang kabau jaman dulu, aku juga bisa napak tilas sejarah kehidupan Bung Hatta.
Masuk kesana gratis, cuma diakhir kunjungan kita diminta mengisi daftar buku tamu dan menyumbang seikhlasnya. Tempat ini terawat dengan baik, semoga tempat bersejarah dilain tempat juga terawat dengan baik dan aku bisa mengunjunginya. Menyenangkan dan seru!
-Angelia Irine Putri-
0 comments:
Posting Komentar
:)